Profil Paroki St.Yohanes Paulus II

LATAR BELAKANG
Pendahuluan

Perkembangan Paroki St.Aloysius Gonzaga Mlati dari aspek sejarah maupun perkembangan jumlah umat serta memperhatikan kondisi geografi serta memperhatikan dinamika pembangunan yang di seputar Yogyakarta bagian utara, maka diputuskan membentuk Pusat Pastoral Wilayah. Pusat Pastoral Wilayah  atau disebut PPW  merupakan gabungan dari beberapa wilayah, secara geografi  Paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati dikembangkan atau dimekarkan menjadi:

  • Pusat Pastoral Induk atau Paroki Mlati mencakup Wilayah-wilayah St.Markus Mlati; Sta.Maria Ratu Rosari; St.Ignatius Tridadi; St.Thomas Duwet; St.Aloysius Kronggahan dan St.Alfonsus Karangmloko.
  • Pusat Pastoral Wilayah St.Petrus mencakup wilayah-wilayah St.Petrus Tarsisius Warak; St.Antonius Plasa Panca; St.Paulus Bolawen; St.Agustinus Getas dan St.Yosep Cebongan.
  • Pusat Pastoral Wilayah St.Yohanes Paulus II mencakup wilayah-wilayah St.Petrus Donoharjo Utara; St.Yosep Donoharjo Selatan; St.Yakobus Tambakrejo; St.Venantius Dukuh dan St.Yohanes Brekisan.

Maksud dari pengembangan tersebut bertujuan mengoptimalkan pelayanan pastoral yang semakin melibatkan banyak umat dalam hidup menggereja dan memupuk rasa tanggungjawab yang lebih besar sebagai orang katolik. Semakin banyak umat terlibat dalam pelayanan maka diharapkan kualitas iman perorangan umat akan semakin meningkat. Sebagai bentuk pelayanan umat  yang semakin optimal maka PPW St. Petrus dan PPW St.Yohanes Paulus II telah diajukan kepada Bapak Uskup Keuskupan Agung Semarang untuk menjadi Paroki. Sebagai tindaklanjutnya Keuskupan Agung Semarang telah melakukan visitasi di kedua PPW tersebut.

Setelah ditetapkannya Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang  (RIKAS) 2016-2035 serta Arah Dasar  (ARDAS) Keuskupan Agung Semarang 2016-2020, maka untuk mengarahkan gerak langkah PPW St.Yohanes Paulus II selama 5 tahun ke depan disusunlah program-program strategis 2016-2020.

TERITORIAL PPW St.YOHANES PAULUS II
Secara teritorial  PPW St.Yohanes Paulus II terdiri dari 5 wilayah dan 23 lingkungan dengan perincian  sebagai berikut:

1. Wilayah St.Petrus Donoharjo Utara, terdiri dari Lingkungan:
1.1 Robertus Belarmius Ngepas
1.2 Stefanus Kayunan
1.3 Paulus Gondang Lutung
1.4 Yohanes Brengosan

2. Wilayah St.Yosep Donoharjo Selatan, terdiri dari Lingkungan:
2.1 Antonius Bantarjo
2.2 Elisabeth Banteran
2.3 Fransiskus Borgias Karanglo
2.4 Paulus GTA (Griya Taman Asri)

3. Wilayah St.Yakobus Tambakrejo
3.1 Veronika Wonokerso
3.2 Anna Tambakrejo Timur
3.3 Maria Tambakrejo Barat
3.4 Faustina Gondanglegi

4. Wilayah St.Yohanes Brekisan, terdiri dari Lingkungan:
4.1 Yohanes Rasul Karangtanjung
4.2 Yohanes Don Bosco Karangkepuh
4.3 Yohanes de Britto Brekisan
4.4 Yohanes Berchmans Pajangan
4.5 Yohanes Pembaptis Tlacap

5. Wilayah St.Venantius Dukuh, terdiri dari Lingkungan:
5.1 Romualdus Jabung
5.2 Agustinus Ngelo
5.3 Ignatius Temankarto
5.4 Fransiskus Xaverius Dukuh
5.5 Kristoforus Niron-Sawahan
5.6 Benediktus Brayut

Peta PPW St.Yohanes Paulus II disebelah utara berbatasan dengan Paroki Somohitan dan Paroki Pakem, sebelah Timur berbatasan dengan Paroki Pakem dan Paroki Banteng, sedangan sebelah selatan berbatasan dengan Paroki Mlati dan sebelah barat berbatasan dengan Paroki Medari.
Pelayanan kesekretariatan sementara ada di gereja Tambakrejo, sedangkan untuk jangka panjang  Pastoran akan berada di Dusun Brayut Pandowoharjo Sleman yang saat ini sedang dalam proses perijinan di Pemda Sleman. Gambar selengkapnya sebagai berikut:



SPIRITUALITAS PPW St. Yohanes Paulus II
PPW St.Yohanes Paulus II dalam kerangka menuju sebuah Paroki Mandiri memilih pelindung St.Yohanes Paulus II, dan mengapa  dipilih Pelindung St.Yohanes Paulus II. PPW St.Yohanes Paulus II yang kelak menjadi Paroki dikembangkan dengan tidak memiliki gedung gereja induk, karena 5 wilayah yang tergabung dalam PPW tersebut masing-masing telah mempunyai gedung gereja, maka konsep yang dikembangkan adalah sebuah Paroki Diaspora. St.Yohanes Paulus II dalam karya pelayanannya banyak mempersatukan atau menjernihkan  pandangan terhadap sikap Gereja masa lalu, karya-karyanya yang begitu agung. Sejarah singkat dari St.Yohanes paulus II atau Karol Józef WojtyÅ‚a (dilafazkan sebagai: voi-TI-wa) lahir 18 Mei 1920. Setelah menyelesaikan pendidikan seminari di Kraków, Karol WojtyÅ‚a ditahbiskan sebagai Pastor, Dia kemudian berangkat untuk belajar teologi di Roma, di Universitas Kepausan  Santo Thomas Aquinas di mana dia kemudian mendapat Diploma Teologi Suci dan kemudian Doktor Teologi Suci. Gelar Doktorat ini yang pertama dari dua, didasarkan pada disertasi Latin "Doktrin Iman Menurut Santo Yohanes dari Salib Suci".  Pada 4 Juli ketika WojtyÅ‚a diangkat menjadi  Uskup Pembatu di Kraków. Dia menyetujui untuk membantu uskup agung Eugeniusz Baziak sebagai uskup pembantu, dia ditahbiskan pada 28 September 1958. Pada usia 38 tahun, dia menjadi uskup termuda di Polandia. Baziak wafat pada Juni 1962 dan pada 16 Juli 1962, Karol WojtyÅ‚a terpilih sebagai Vicar Capitular, atau administrator sementara keuskupan agung sampai uskup agung baru terpilih.  Mulai Oktober 1962, Uskup WojtyÅ‚a mengambil bagian pada Konsili Vatikan II  (1962–1965), dan memberikan kontribusi pada dokumen-dokumen penting yang kelak menjadi Pernyataan tentang Kebebasan Beragama Dignitatis Humanae  dan Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern "Gaudium et Spes, dua hasil utama Konsili, ditilik dari sudut pandang historis dan pengaruhnya.

Konklaf kedua pada tahun 1978 diadakan pada 14 Oktober, sepuluh hari setelah pemakaman Paus Yohanes Paulus I.  WojtyÅ‚a akhirnya menjadi Paus,  Dia kemudian memilih nama Yohanes Paulus II untuk menghormati pendahulunya, dan asap putih muncul untuk memberitahu khalayak yang berkumpul di  Lapangan Santo Petrus bahwa seorang Paus telah terpilih. Dia menerima pemilihannya dengan kata-kata: ‘Dengan ketaatan dalam iman Kristus, Tuhanku, dan dengan kepercayaan pada Bunda Kristus dan Gereja, meskipun dalam kesulitan yang besar, saya menerima. Paus Yohanes Paulus II adalah seorang pendoa dan seorang mystic, sehingga Kristus dapat bertindak melalui dia dan menyatakan kasih-Nya. Paus sangat menghormati setiap orang dan menuntut agar hak dasar terhadap kemerdekaan suara hati dihormati, demikian juga hak untuk hidup dari saat konsepsi sampai kematian yang wajar. Paus tidak pernah berbicara buruk tentang orang lain dan tidak memperlakukan orang lain dengan kebencian. Pesannya yang terkenal sepanjang pontifikatnya adalah: “Jangan takut untuk membuka pintu hatimu untuk Kristus! Jangan takut untuk memohon kepada Kristus setiap hari, “Tuhan, aku ingin menjadi kudus, yaitu untuk mengatakan, seperti yang Kauingini terjadi atasku.” Jangan takut untuk mengikuti Kristus setiap hari, dan untuk melaksanakan Injil dan perintah-perintah-Nya. Jangan takut untuk memasrahkan dirimu sepenuhnya kepada Kristus”  Beliau Paus Yohanes Paulus II wafat pada tanggal 2 April 2005 pada usia 85 tahun dan ditetapkan sebagai santo pada tanggal 27 April 2014, dan peringatan Pesta St.Yohanes Paulus II adalah tanggal 22 Oktober. Semangat atau spiritualitas St. Paus Yohanes Paulus II untuk melayani sekaligus mempersatukan,  dan dengan motonya Totus Tuus  (sepenuhnya milikMu) diharapkan dapat diilhami oleh kelima wilayah yaitu Wilayah St.Petrus Donoharjo Utara; St.Yosep Donoharjo Selatan; St.Yakobus Tambakrejo; St.Venantius Dukuh dan St.Yohanes Brekisan dalam karya pelayanannya.

KEKHUSUSAN PELAYANAN PPW St.Yohanes Paulus II.
Kekhususan dari PPW St.Yohanes Paulus II dalam pelayanan peribadatan adalah dilayani di 5 gereja, karena 5 wilayah tersebut semuanya mempunyai gereja. Gereja tersebut adalah:

1. Gereja St. Petrus Donoharjo Utara.
Lokasi Gereja St. Petus Kayunan berada di dusun Kayunan Desa Donoharjo Kecamatan Ngaglik, Gereja ini selesai dibangun pada Tahun 1974 di atas tanah Hak milik PGPM Paroki Mlati dengan sertifikat Nomor Sertifikat HM 1524. Tanah tersebut semula milik Bapak Ricardus Purnomo Purwodiyono yang diwakafkan untuk PGPM. Pemberkatan Gereja dilakukan oleh Vicjen KAS yaitu Romo Joyo Siswoyo,Pr. Daya tampung Gereja St.Pertus ini + 150 umat.  Kondisi bangunan lama sudah tidak representatif lagi, untuk itu saat ini telah dibangunan baru yang berada di belakang gereja untuk menggantikan bangunanan lama dengan istilah Tata Ulang Gereja St.Petrus dan mempunyai daya tampung + 350 umat. 

2. Gereja St. Venantius Dukuh.
Gereja St.Venantius Dukuh yang berlokasi di Dusun Ngelo Nyaen Pandowoharjo Sleman mulai dibangun tahun 1984, bangunan gereja ini berdiri di atas tanah hibah dari Bpk Venantius Sukirman Prawirodiharjo. Sertifkat tersebut di atasnamakan Bpk FX.Widarto salah satu putera dari Bpk.V.Sukirman Prawirodiharjo. Tanah tersebut berlokasi di Dusun Ngelo Pandowoharjo Sleman. Kemudian tanah tersebut oleh PGPM Paroki Mlati disertifikasikan dengan nomor Sertifikat HM 02061 atas nama PGPM Mlati. Gereja ini diresmikan dan diberkati oleh Mgr. Darmoatmodjo, SJ pada tanggal 9 Juli 1988. Seiring dengan perkembangan jumlah umat yang mengikuti ekaristi maka sejak tahun 2008 dibelilah tanah disebelas selatan gereja seluas  572 M2 diperuntukkan bagi lahan parkir. Tanah tersebut telah disertifikasikan atas nama PGPM Mlati dengan nomor sertifikat HM 02062. Daya tampung dari gereja St.Venantius Dukuh adalah  340 umat.

3. Gereja St. Yosep Donoharjo Selatan.
Gereja Donoharjo Selatan terletak di Dusun Karanglo Donoharjo Ngaglik Sleman, pembangunan gereja dimulai sejak 1  Juli 1997 dan  selesai pada tahun 1999. Gereja ini berdiri di atas tanah seluas 210 m2 yang berasal dari hibah  dari Keluarga Ibu MG Sri Banon. Tanah tersebut telah disertikasikan atas nama PGPM Paroki Mlati dengan sertifikat nomor HM 938. Bangunan induk gereja yang semula seluas 104 m2  telah beberapa kali mengalami renovasi, dan saat ini daya tampungnya sekitar 280 tempat duduk. Pada tahun 2014 telah dibeli tanah di depan gereja kurang lebih 700m2, sehingga keberadaan tanah  gereja sekarang sudah berbatasan langsung dengan jalan kampung. Saat ini sedang diproses peralihan hak atas nama PGPM Paroki Mlati. 

4. Gereja St.Yohanes Brekisan.
Gereja St.Yohanes Brekisan berada di Dusun Karang Kepuh Pandowoharjo Sleman. Tanah tempat berdirinya gereja tersebut merupakan hibah dari Keluarga Bpk A.Djaswadi, upaya penggalian dana pembangunannya gereja tersebut antara lain berasal dari Arisan Pembangunan (APEM), kemudian kegiatan APEM tersebut disebut Tabungan Cinta Kasih. Tanah tersebut telah disertifikasikan atas nama PGPM Paroki Mlati dengan  nomor sertifikat HM 594. Gereja St.Yohanes Brekisan diresmikan dan diberkati oleh Mgr.Yulius Darmaatmadja, SJ pada tanggal 26 Juni 1992. Daya tampung gereja ini sekitar 250 tempat duduk. Seiring dengan kebutuhan sarana pendukung,S seperti tempat parkir maka telah dibeli tanah yang berada di belakang gereja, saat ini sudah sertifikasi atas nama PGPM Paroki Mlati.

5. Gereja St. Yusup Tambakrejo.
Gereja St.Yusup Tambakrejo dibangun di atas tanah dari Keluarga Alm Hardjo Pawiro, yang telah diwariskan kepada Alm Drs.Kasijo. Lokasi gereja ini berada di Dusun Tambakrejo Sariharjo Ngaglik Sleman. Tanah tempat lokasi bangunan gereja ini telah disertifikasikan atas nama PGPM Paroki Mlati dengan sertifikat nomor  HM 6745. Gereja ini diresmikan pada tanggal 12 Juli 2007 oleh Mgr.Ig. Suharyo, daya tampungnya sekitar 300 tempat duduk. Guna melengkapi fasilitas sarana pendukung khususnya parkir maka tanah seluas + 700 m2  yang berada di depan gereja telah dibeli dan saat ini sedang dalam sertifikasi atas nama PGPM Paroki Mlati. Gereja St.Yusup Tambakrejo merupakan tempat yang dipergunakan untuk kegiatan perayaan hari besar yaitu Paskah dan Natal umat PPW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages