Renungan Harian 2 Maret 2022

Renungan Harian Oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr

Audio

BACAAN:

- Yoel 2:12-18 - Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu.

- 2 Korintus 5:20 - 6:2 - Berilah dirimu didamaikan oleh Allah. Sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan.

- Matius 6:1-6; 16-18 - BapaMu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau.


TEMA:  KOYAKkanlah hatimu


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Hati yang koyak adalah hati remuk...hati yang hancur. Orang yang ada dalam kesedihan karena berbagai masalah yang dihadapi atau tekanan dari orang-orang lain dapat menyebabkan hati orang yang hancur terkoyak.

Bisa saja orang tidak mau tau menahu tentang persoalan yang dihadapi oleh warga kampung, namun seseorang dituduh sebagai penyebabnya. Orang yang difitnah demikian bisa mengalami kesedihan yang yang amat sangat hingga hatinya terkoyak tidak berdaya.

Ketika anak satu-satunya yang baru saja menuntaskan kuliah S2 di luar negeri pulang, ternyata sampai di tanah air ia tertular covid-19. Setelah dirawat di rumah sakit, ternyata tidak tertolong. Kedua orang tua anak itu hatinya terkoyak. Di saat selesai makan bersama keluarga, seorang bapak mendengarkan anaknya perempuan yang baru semester dua mengatakan kalau ia minta ijin kalau akan pindah agama. Seketika bapak itu shock. Hatinya benar-benar terkoyak dan sedih luar biasa.


Hati yang koyak banyak sebabnya. Barangkali pertanyaan untuk kita semua, apakah ketika kita jatuh dalam dosa hati kita masih bisa merasakan bersalah dan bisa mengungkapkan penyesalan yang mendalam. Apakah kita masih mau merenungkan kesalahan kita sehingga lalu mau membangun niat untuk memperbaikinya? 

Menjadi persoalan yang serius bagi kita seandainya kita berbuat kesalahan dan dosa-dosa tetapi tidak lagi merasakan apa-apa. Karena sudah terbiasa berbuat salah, bahkan sering, orang bisa tumpul hati nuraninya. Bila demikian yang terjadi pada kita, seharusnya kita perlu mengungkapkan tobat dengan cara berbenah diri, mengolahnya, dan membangun niat untuk mewujudkannya. Kita harus bangkit dari kesalahan dan dosa untuk membangun kembali diri kita agar makin berkenan kepada Tuhan.  


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Jatuh dalam dosa berarti kita telah melanggar cinta kasih Tuhan. Orang yang hati nuraninya baik, hatinya merasa bersalah dengan di saat dosa dilakukan. Pikiran dan perasaan juga tidak merasa nyaman di saat doa dialami. Ada rasa malu kenapa semua ya bisa terjadi  bingga merasa tidak pantas ada dalam hadirat Tuhan. Di waktu orang ingin mengungkapkan sesal dan tobat atas kesalahannya,  orang  yang mata hatinya masih normal, pasti merasa salah/tidak pantas, dan ingin cepat-cepat menerima sakramen tobat. Sementara sikap tobat yang dibangun itu ditumbuhkan, maka yang paling baik adalah berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki dari apa yang sudah terjadi. Rasa salah, rasa sesal, rasa malu karena tidak pantas di hadirat Tuhan harus mendorong orang berbuat sesuatu sehingga tidak membiarkan hati terkoyak. Dalam dosa, hati yang terkoyak benar-benar merasa tidak aman, tidak nyaman, dan tidak merasa tenang.

Hati yang terkoyak pelan-pelan merasa tersembuhkan ketika telah menerima absolusi imam. Luka hati akibat dosa itu berangsur-angsur tersembuhkan ketika penitensi dijalani, dan niat-niat untuk pembaharuan hidup dijalankan. Karena itu, hati yang terkoyak harus disembuhkan dengan benar-benar menyesali dosa kesalahan dan mewujudkan pembaharuan hidup secara nyata.

Hati yang terkoyak harus dibawa dalam doa yang lebih sering, dan selalu mohon kepada Tuhan agar diampuni selalu dalam segala kelemahan/keterbatasan/dan dosa-dosa kita. Dengan banyak berbuat baik dalam hidup, hati yang terkoyak pasti akan tersembuhkan. Untuk itu, harus berani kita menyusun/merancang rencana-rencana untuk hal-hal baik selama ada kesempatan sehingga dapat mewarnai hari-hari dengan kebaikan, dalam rupa pelayanan, sapaan kasih pada orang-orang sakit, berderma pada yang membutuhkan. 


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari…

Dalam bacaan pertama hari ini, Yoel, nabi yang berkarya di sekitar Bait Allah, anak laki-laki Petuel, yang identitas lainnya sangat minim diketahui dalam Kitab Suci, menyerukan kepada umat agar mereka bertobat kepada Allah. Ia mengatakan, "Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu. Berbalik kepada Allah merupakan cara yang paling tepat dalam pertobatan, sehingga hati yang terkoyak dapat tersembuhkan. Allah sungguh pengasih dan penyayang sehingga Dia menerima kita apa adanya yang membawa sesal tobat kita.


Kepada kita masing-masing marilah kita bertekun dalam upaya-upaya tobat kita, terlebih selama masa prapaskah yang kita mulai hari ini dalam perayaan rabu abu. Selamat memasuki masa prapaskah. Tuhan memberkati.


Salam kasih dan doa dari saya Rm P. Tri Margana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages