Renungan Harian 27 Februari 2022

Renungan Harian Oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr

Audio 

BACAAN:

- Sirakh 27:4-7 Jangan memuji seseorang sebelum ia berbicara.

- 1 Korintus 15:54-58 - Ia telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus

- Lukas 6:39-45 Yang diucapkan mulut meluap dari hati.


TEMA: Dengan mulut, kita MEMUJI-MUJI


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari....

Salah satu fungsi mulut kita adalah untuk berbicara. Dalam berbicara, ada macam-macam cara dan isi yang dibicarakan. Ada orang yang sering  berbicara mengungkapkan keluhan-keluhan karena hal-hal sulit yang dihadapi atau dialaminya. Ada yang berbicara secukupnya kepada siapa saja, itupun kalau ada orang yang mau memulainya. Selebihnya selalu diam meski bertemu, berpapasan, atau ada dalam posisi yang dekat dengan orang lain. Orang itu merasa menikmati dengan diamnya. Ada yang berbicara serampangan, asal-asalan, dan tidak mau mengontrol apa yang dibicarakannya dan bagaimana caranya berbicara. Bahkan tidak ada sopan santun dalam berbicara meski kepada orang tua. Seolah-olah orang itu tidak memiliki etika dalam pergaulannya. Tidak jarang dalam emosi, marah, jengkel  orang itu mengatakan hal-hal yang tidak pantas didengarkan orang lain. 


Jika kita bersyukur kepada Tuhan atas mulut kita, kita bisa memakainya untuk memberi motivasi pada orang lain dengan cara memujinya.Kita dapat selalu omong yang baik pada orang lain, entah siapa saja. Bahkan kepada orang yang jelas-jelas membenci, menjauhi, atau memusuhi kita, kita tetap dengan mengatakan yang baik dan memujinya. Kualitas hidup kita tidak ditentukan oleh orang lain, melainkan menjadi diri kita yang apa adanya sebagai pribadi yang baik, matang, dewasa, dan bijaksana. Dengan mampu memuji sesama secara tulus, kita menunjukkan jati diri kita sebagai anak-anak Tuhan yang mampu menghargai dan mengasihi siapapun sebagai saudara. Jadi sama-sama memakai mulut, sama-sama berbicara, kita memilih untuk tetap omong yang baik, yang berguna/bermanfaat dengan cara menunjukkan hal-hal baik pada semua lawan bicara kita. 


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari....

Memuji berarti pernyataan/rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan (keunggulan) sesuatu atau seseorang. Dengan hati yang tulus kita dapat mengungkapkan penghargaan kita pada orang lain. Dengan cara demikian: Kita sendiri selalu menunjukkan sebagai pribadi yang mengasihi tanpa membeda-bedakan siapa saja, termasuk kepada orang-orang yang dicap buruk oleh orang-orang lain. Kita memuji berarti kita ingin menunjukkan bahwa tetap ada hal-hal yang indah pada sesama meskipun orang-orang memberi penilaian buruk padanya. Kita memuji berarti menguatkan dan meneguhkan sesama kita dari apa yang kita lihat dan kita katakan. Mungkin orangnya sendiri tidak melihat sebagaimana kita lihat, maka memuji berarti membantu sesama melihat kelebihan yang dimilikinya. Dengan kita memuji, kita memberikan rasa percaya diri kepada orang lain, terlebih kepada mereka yang hidupnya dikucilkan oleh masyarakat.


Sejak Santosa keluar dari lembaga pemasyarakatan, ia lebih banyak mengurung diri dirumah, karena orang-orang juga menghindar dari dia ketika bertemu di jalan. Ia masuk di bui karena menabrak dua pejalan kaki hingga meninggal. Bersyukur Parjo setiap tiap hari selalu menengok dia. Parjo menguatkan Santosa supaya tidak terus-menerus merasa bersalah. Apa yang sudah terjadi supaya segera dilupakan atau dijadikan pelajaran agar lebih hati-hati di waktu selanjutnya. Karena Santosa tidak bekerja lagi setelah beberapa lama di penjara, Parjo mengatakan supaya Santosa berani berusaha sendiri agar mendapat penghasilan. Menurut Parjo, Santosa bisa membuat kerajinan dari bambu. Hasil buatannya yang dipasang di rumah bagus-bagus. Kalau dia mau menekuni pasti akan mendatangkan berkah. Memang benar, ketika santosa membuat beberapa bentuk kerajinan, yang laku dijual. Berkat pujian dan dukungan Parjo, Santosa semakin percaya atas kemampuan yang dimilikinya.


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari....

Dalam bacaan Injil hari ini, pada bagian akhir bacaan, Yesus mengatakan, "Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." Jika hati seseorang baik, akan keluar perkataan yang baik melalui mulut orang itu. Orang yang hatinya baik akan mudah melihat kebaikan sesama, maka ia juga akan mudah untuk mengatakan yang baik. Memuji, yakni apa yang dikatakan mulut, akan membuat orang lain merasa diberkati,. Terlebih ketika orang yang dipuji benar-benar tidak diterima orang-orang di sekitarnya. Jadi dengan mulut yang banyak memuji sesamanya, akhirnya orang dapat memetik hikmahnya, dan tau bahwa melalui hal-hal sederhana kita bisa membangkitkan semangat dan memotivasi untuk terus berbuat yang baik.


Kepada kita masing-masing, marilah kita sadari dengan sungguh betapa penting mulut kita untuk menjadikan cara memberkati sesama. Dengan mengatakan hal-hal yang baik pada orang lain, hidup kita diberkati Tuhan. Dengan  memuji secara tulus orang-orang disekitar kita, orang-orang itu akan mengalami peneguhan yang luar biasa dari kita.


Sakam kasih dan doa dari saya Rm. P. Tri Margana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages