Audio

BACAAN:

- Yak 5:13-20 - Doa tekun seorang jujur amat sakti.

- Markus 10:13-16 - Barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti anak-anak ini, tidak akan masuk ke dalamnya.


TEMA:  Sebaik apapun doa, harus dilakukan dengan TEKUN


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Bukan hanya menjadi kewajiban, bagi orang beriman, doa merupakan kebutuhan. Banyak alasan orang berdoa, banyak tujuan orang berdoa, dan banyak orang bisa berdoa dengan bermacam-macam cara, namun dari segalanya, hal yang tidak boleh dilupakan adalah ketekunan dalam doa. Kenapa demikian?

Doa merupakan relasi timbal balik dengan Tuhan. Dalam doa, orang dapat menyampaikan isi hati kepada Tuhan, berupa syukur, sukacita, kesedihan, harapan, dan permohonan. Dalam ketekunan doa, orang  dapat belajar berserah kepada Tuhan serta sungguh-sungguh percaya bahwa hanya Tuhan yang kuasa untuk menjawab permohonan setiap orang, mengabulkan segala harapan,  mengingatkan macam-macam kesalahan, dan benar-benar menerima sesal dan tobat dari siapapun yang datang memohon kepadanya.  Dalam ketekunan doa, orang dapat menunjukan kesungguhannya dalam memohon dan disitulah berharap Tuhan berkenan kepadanya. 


Dalam doa juga, orang belajar dan berusaha  mendengarkan Tuhan yang berbicara dan menangkap pesan-pesan Tuhan yang disampaikan dalam kehidupan.  Karena doa merupakan cara mendengarkan suara Tuhan, maka ketekunan doa menjadi penting supaya orang semakin mampu  dengan lebih jernih menangkap maksud Tuhan. Pada umumnya, pada tahap awal orang merasa bingung dan aneh  bagaimana bisa mendengarkan Tuhan. Namun dalam ketekunan itu, orang akan berusaha terlebih dahulu memulai dengan pelan-pelan menciptakan kondisi keheningan. Melalui keheningan, apa yang keluar dari suara hati didengarkan dan diikuti. Mungkin di masa awal hal itu tidak mudah. Seiring dengan kebiasaan yang dilakukan, hati/pikiran dan budi akan semakin peka menangkap maksud/kehendak/perintah Tuhan dalam hari-hari yang dijalani.


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari

Doa juga menjadi cara orang hadir di hadirat Tuhan untuk mewujudkan keindahan perjumpaan bersama dengan Dia. Dalam kesadaran itu, orang beriman setiap waktu dapat berjumpa dengan Dia. Pagi, siang, malam dan dalam segala kesempatan orang bisa bercerita kepada-Nya. Segala sesuatu dibawa dalam cerita kepada Tuhan demi semakin memiliki hubungan yang makin mesra kepadaNya. Dalam saat-saat yang lebih istimewa, orang meluangkan waktu lebih banyak dalam perjumpaan dengan Tuhan melalui rekoleksi, retret, adorasi, serta ekaristi. Melalui rekoleksi dan retret, atau kesempatan yang dikhususkan itu, orang berusaha meninggalkan kegiatan-kegiatan rutin dan membuat proses terencana dengan menggali pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi untuk disyukuri, dievaluasi, dan dibangun niat yang baru demi perbaikan di waktu-waktu kemudian. Semua bentuk pengalaman sungguh berharga bila dijadikan pengalaman rahmat, menjadi kesempatan Tuhan mendidik kita.


Berdoa harus dilakukan dalam ketekunan sebagai ungkapan hormat dan bakti kepada Tuhan. Ibaratkan makan yang baik dilakukan secara rutin pagi, siang, dan malam, berdoa pun sesungguhnya membutuhkan pola yang rutin untuk dijalani. Mungkin ada orang yang berdoa hanya kalau membutuhkan, ada yang setiap hari mengambil waktu khusus misalnya malam hari, ada juga yang berdoa dalam setiap kesempatan dan tetap menyisihkan waktu khusus untuk bersungguh-sungguh berdoa itu. Doa yang dilakukan dengan tekun menunjukkan komitmen hidup beriman yang baik pada orang yang melakukannya. Dengan membuat jadwal rutin untuk berdoa, orang akan membiasakan diri dalam perjumpaan dengan Tuhan, dan pasti akan bangga pada anak-anakNya yang melakukan demikian. Semakin orang mau sering dan rutin dalam doa memberi gambaran cinta yang semakin mendalam dari anak-anak kepada Bapa di surga.


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Dalam.bacaan pertama hari ini Yakobus mengingatkan kepada kita penting dan perlunya berdoa. Kalau ada yang menderita, hendaknya berdoa. Kalau ada orang yang sakit, hendaknya dipanggilkan penatua jemaat supaya didorong dan dioleskan minyak dalam nama Yesus, sehingga doa maupun pengurapan menjadi satu kesatuan. Yakobus mengatakan, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Tentu doa sebaik apapun tetap kita sadari belum sempurna kalau orang tidak melakukannya dengan penuh ketekunan. 

Orang yang berdoa hanya kalau meminta, hendaknya mengubah kebiasaan itu dengan membiasakan berdoa dalam segala situasi entah memuji, bersyukur, atau hanya sekedar bercerita kepada Tuhan tentang apa yang dialami dan dirasakan.


Akhirnya bagi kita semua, marilah kita berkomitmen untuk menjadikan hidup yang semakin berkenan kepada Tuhan melalui ketekunan kita dan doa-doa kita. Kita berusaha disiplin dalam membuat jadwal tetap untuk waktu berdoa. Dengan tekun berdoa, kita yakin kita akan lebih mudah melihat indahnya karya Tuhan dalam hidup kita, lebih mudah berserah kepadaNya dan mampu merasakan betapa kasih Tuhan luar biasa bagi kita.


Salam kasih dan doa dari saya Rm P. Tri Margana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages