Renungan Harian 10 Februari 2022

 Renungan Harian Oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr

BACAAN:

- 1 Raja-Raja 11: 4-13 - Salomo tidak berpegang pada perjanjian Tuhan maka kerajaannya dikoyakkan.

- Markus 7:24-30 - Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak

Audio




TEMA: Peganglah teguh perjanjian di hadapan Tuhan


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Jika ingin menjadi orang yang bisa dipercaya, kita harus bisa memegang teguh janji-janji yang kita pernah ucapkan entah di hadapan Tuhan ataupun di hadapan sesama. Siapapun orang, memang butuh bukti atas apa yang dikatakan, salah satunya dengan melakukan apa yang dijanjikan.

Para imam, suster, dan bruder mengucapkan kaul/ikrar/janji bahwa ingin mempersembahkan seluruh hidup kepada Tuhan dengan hidup wadat, taat, dan bersemangat miskin. Wadat dibuktikan dengan tidak menikah demi Kerajaan Allah; taat diwujudkan dengan bersedia menerima tugas pelayanan apapun yang diberikan oleh pimpinan; dan miskin dinyatakan dalam kesederhanaan/keugaharian. Jika semua itu dibuktikan, orang bisa percaya kepadanya. Namun apabila yang terjadi sebaliknya, pasti orang akan susah percaya, ragu-ragu, atau justru mempertanyakan kenapa tidak setia dengan kaul/ikrar/janjinya.

Dalam hidup perkawinan, setiap pasangan mengucapkan janji suci satu sama lain di hadapan para saksi, imam, dan semua yang hadir, terlebih kepada Tuhan bahwa ingin saling menerima dalam suka/duka, untung/malang, sehat/sakit. Selain itu, pasangan perkawinan juga ingin mendidik anak-anak dengan sungguh-sungguh sebagai anugerah Tuhan. Bila dikemudian hari, keluarga yang dibangun benar-benar rukun, aktif dalam kegiatan gereja maupun masyarakat, dan anak-anak diasuh dalam keteladanan yang baik, maka orang yang melihat hal itu pasti akan sangat respek, bangga dan percaya pada hidup perkawinan mereka. Namun tanggapan orang akan berbeda bila melihat suami istri yang selalu bertengkar, anak-anak yang tidak bisa diatur atau malas  dan tidak pernah mau bergaul dengan lingkungan/masyarakat. Janji suci perkawinannya dianggap tidak terbukti dan semua dianggap omong kosong belaka.


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Demikian juga dalam janji-janji yang lainnya, orang pun akan melihat kesetiaan/keteguhan dalam membuktikannya. Janji dalam hutang-piutang, janji untuk membuat pertemuan bersama, janji-janji dalam kampanye, janji pelantikan ASN, atau janji pelantikan-pelantikan dalam gereja, semua membutuhkan perwujudan nyata. Bila dalam masing-masing janji sungguh-sungguh dipenuhi, orang tersebut bisa dipercaya oleh yang lainnya. Apa jadinya atau bagaimana kita akan menilainya misalnya;

  • seorang warga yang sering meminjam uang pada tetangganya tapi tidak mengembalikan sebagaimana dijanjikan;

  • seorang ASN melakukan korupsi dan tidak disiplin dalam pekerjaannya;

  • seorang pelayan gereja yang setelah dilantik tidak pernah muncul dengan alasan banyak kesibukan;

  • seorang teman yang tidak memenuhi janji tanpa ada kabar berita sama sekali.


Bagi kita, bersedia menjadi murid Kristus merupakan janji yang harus dibuktikan. Baptisan yang telah kita terima merupakan bukti bahwa kita bersedia hidup mengikuti Kristus, meneladan Kristus, dan melakukan apa yang menjadi perintah Kristus. Pembaharuan janji baptis yang dilakukan pada hari raya Paskah, atau di kesempatan lain, merupakan cara menyegarkan semangat agar tetap setia pada janji kita untuk terus hidup dalam Kristus. Dengan mengasihi sesama, menolong orang yang menderita, mengampuni siapapun yang bersalah, mengupayakan kesembuhan orang yang sakit, hidup dalam Kristus semakin dapat ditampakkan. Melalui cara demikian,  mengikuti Kristus bukan sekedar janji, tetap benar-benar bukti. Lebih dari itu, sebagai murid Kristus juga dibuktikan dalam kerelaan menderita untuk kebaikan bersama.


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Dalam bacaan pertama hari ini diceritakan bahwa Salomo mulai tidak setia kepada Allah. Hatinya mulai condong kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Salomo juga mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo. Ia berfirman, "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu." 


Untuk kita semua, marilah kita renungkan firman ini sambil memperbaharui niat kita untuk tetap berpegang teguh pada perjanjian di hadapan Tuhan. Salomo yang tidak setia pada Tuhan menimbulkan murka-Nya. Selamanya mari kita tetap setia kepada-Nya.


Salam kasih dan doa dari saya Rm. P. Tri Margana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages