Renungan Harian 14 Februari 2022

Renungan harian oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr

BACAAN:

- Yakobus 1:1-11 - Ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan, agar kamu menjadi sempurna dan utuh.

- Markus 8:11-13 - Mengapa angkatan ini meminta tanda.

Audio


TEMA: Lakukan segala sesuatu dengan KETEKUNAN


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Jika kita belajar dari pengalaman, banyak hal baik yang dilakukan membutuhkan ketekunan. Jika pada awal-awal apa yang dilakukan menampakkan kebaikan, arah yang positif, atau hasil yang menggembirakan, namun jika tidak disertai dengan ketekunan, akhirnya gagal juga.

Ada anak muda yang menjalani kuliah dengan semangat. Nilai-nilai mata kuliah juga bagus. Banyak kegiatan kampus yang dia ikuti. Bahkan kegiatan gereja pun ia ikuti dengan aktif. Ketika sedang memulai mengerjakan skripsi, sayangnya dia mulai kurang tekun. Tidak banyak kemajuan meski sudah beberapa bulan. Rupanya dia memang tidak terbiasa menulis dan tidak disertai ketekunan, hingga akhirnya waktu yang panjang seolah-olah terbuang sampai pada suatu ketika ada berita, anak muda itu di-DO dari kuliahnya.

Seorang bapak muda bekerja sebagai wirausaha. Dalam tempo dua tahun, sepertinya sudah berganti-ganti usaha lebih dari 5 kali. Polanya pada awal dia tertarik, lalu senang, habis mencoba. Entah hasil seperti apa, tetapi tidak lama kemudian berganti lagi. Banyak biaya pasti sudah dikeluarkan untuk modal, namun tidak kunjung memperoleh hasil yang baik. Rupanya ia senang mencoba namun tidak disertai dengan ketekunan.


Sebaliknya, meski hanya sederhana/biasa/bahkan orang tidak ada yang peduli, tetapi jika dilakukan dengan ketekunan, pekerjaan apapun dapat memberi hasil yang sungguh baik. Ketekunan menjadi faktor penting dalam apapun usaha yang dilakukan orang. 

Dari kisah almarhum Mbah Carik yang meninggal beberapa waktu lalu, sebagai penjual jadah tempe terkenal dari Kaliurang Yogyakarta, ia mengawali membuat jadah dan tempe bacem hanya sedikit setiap hari. Kalau terjual habis, puji Tuhan; bila tidak ia ikhlas juga menerima. Kadang-kadang cepat habis, di waktu lain sepertinya utuh. Apa yang dilakukan dengan tekun itu akhirnya mulai dikenal orang dari mulut ke mulut. Hingga suatu saat, Sri Sultan mencoba untuk makan, dan sjika saat itu sering memesan. Karena itu, jadah tempe mulai terkenal, pasaran mulai meningkat, dan sekarang ada beberapa gerai cabang di Yogyakarta. 


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Hampir di sepanjang jalan, di kota Yogya ada angkringan atau warung sego kucing. Dengan gerobak yang ditutup terpal orang berjualan minuman dan sajian makanan dengan harga rata-rata dua ribu, seperti kaki/kepala ayam, nasi sambal/ikan asin, tempe, tahu, bakwan dll. Salah satu diantaranya bernama Pak No sebagai penjualnya. Nama aslinya Narno. Ia asli dari Klaten, menekuni berjualan sudah lebih dari 25 th. Dari perjalanan waktu, ia mengembangkan dengan membuka di tiga tempat dengan dengan mempekerjakan beberapa anak muda dari kampungnya agar tidak menganggur. Kini ia memiliki 15 gerobak, dengan tidak kurang 20 orang yang ikut bekerja. Pak Narno memulai, meneruskan, dan mengembangkan usahanya dengan ketekunan. Tambahan penghasilan bukan yang menjadi paling pokok, melainkan menolong anak-anak muda di desanya agar tidak menganggur, itu yang menjadi tujuannya.


Ketekunan juga penting dalam mengembangkan hidup kerohanian seseorang. Relasi yang dekat dengan Tuhan melalui doa, serta mendengarkan firman pun harus pula dilakukan dengan tekun. Jika tidak, bertumbuhnya cinta dan iman akan Tuhan menjadi lambat. 

Dalam hal doa, situasi seperti apapun harus dilakukan, bukan hanya ketika meminta sesuatu kepada Tuhan. Entah saat sedih atau gembira, entah saat banyak berkat atau sedang banyak beban persoalan, doa harus dilakukan terus-menerus. 

Dalam membaca KS atau mendengarkan firman, orang harus tekun juga. Meskipun terkadang sulit untuk menangkap pesan yang dibaca, firman Tuhan tetaplah firman, sehingga pasti memberi daya peneguhan, penyembuhan, atau inspirasi bagi hal-hal baik di kemudian hari.


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Dalam bacaan pertama hari ini,  Yakobus mengingatkan betapa pentingnya ketekunan. Dalam pertumbuhan iman pun, ketekunan menjadi keharusan yang dimiliki setiap orang yang percaya kepada Kristus. Dalam KS dikatakan, "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. " Menurut Yakobus, pencobaan seringkali menjadi ujian bagi orang beriman. Jika semua dihadapi dengan ketekunan, akan menghasilkan buah yang matang.


Bagi kita masing-masing, marilah kita sadari betapa pentingnya ketekunan untuk kita, agar segala hal yang baik bisa bertumbuh pada kita dengan maksimal. Kita perlu belajar melatih diri dalam ketekunan karena tahu bahwa semua berguna bagi kita juga. Semoga melalui ketekunan kita, banyak hal baik dapat kita hasilkan dan kembangkan.


Salam kasih doa dari saya Rm P. Tri Margana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages