Renungan Harian 4 Februari 2022

Renungan Harian oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr

BACAAN:

- Putra Sirakh 47:2-11 Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta

- Markus 6:14-29 Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya kini bangkit lagi

Audio



TEMA:  Ingatlah...KESALAHAN dapat dapat menghantui pikiran.


Ada orang yang hari-hari diwarnai dengan ketakutan yang amat sangat. Ia tidak berani sendirian. Ia juga takut dengan kegelapan. Di saat listrik tiba-tiba mati, ia bisa sangat panik dan berteriak-teriak minta agar ada orang yang menemani. Ada semacam trauma padanya hingga mengalami seperti itu. Apa yang diceritakan ternyata demikian: Ia dulu waktu muda pernah berbuat kurang ajar pada seorang bapak tua. Waktu dulu dia naik motor menyerempet bapak tua yang naik sepeda. Bukannya dia menolong, tetapi malah memaki-maki dan menendang. Tapi setelah itu, bayangan bapak tua itu selalu nampak padanya. Lebih-lebih saat gelap, ia merasa wajah bapak tua itu seperti ada di sekitarnya. Ia sulit menghilangkannya, bahkan setelah lebih dari 20 tahun, Ia merasa dihantui dengan kesalahannya. Ia memang baru sadar kemudian bahwa ia telah berbuat salah. Ia lalu berpikir mungkin bapak tua itu menuntut balas atas kesalahannya, apalagi kalau dilihat waktunya mungkin bapak itu sudah meninggal.


Cerita lain, bahwa kesalahan yang dilakukan bisa membekas begitu lama,  bahkan menimbulkan kisah-kisah mistis. Di suatu kampung, pernah ada cerita seorang penjual barang rosok yang sudah beberapa waktu meninggal, ternyata rohnya dianggap belum tenang sehingga sering menampakkan wujudnya lagi kepada warga. Waktu itu penjual barang rosok sedang beristirahat dibawah pohon, ada warga yang mengatakan bahwa ia mengambil barang miliknya. Tanpa diselidiki dulu, warga marah dan orang itu dipukuli. Lewat satu minggu orang itu meninggal, dan sejak itu rohnya dianggap mengganggu warga.

Adanya cerita-cerita yang demikian, tentu mengingatkan kepada kita supaya kita jangan berbuat salah yang merugikan orang lain, apalagi sampai membawa korban. Entah seperti apapun kesalahan, pasti akan membekas kepada kita juga lebih-lebih jika ada orang yang benar-benar kita korbankan. 


Ibu/Bapak/Saudara-Saudari,

Kita perlu bijaksana agar jangan karena kesalahan kita, di kemudian hari,  kita sendiri kita buat rugi. Apalagi juga ada pengalaman kesalahan dibalas dengan kesalahan, bisa terus  balas-membalas. Kisah yang amat terkenal dalam sejarah memberi pelajaran betapa panjang kesalahan berbalas kematian. Kisah Keris Empu Gandring ada dalam sejarah Jawa jaman kerajaan Singasari, mengisahkan kesalahan dan kematian. Berawal dari Arok yang memesan keris kepada mpu Gandring, justru Empu Gandring dibunuh dengan keris itu. Akhirnya terjadilah pembunuhan di kalangan elit kerajaan yang balas membalas dengan keris tersebut sehingga terbunuh Kebo Ijo,  Tunggul Ametung, Ken Arok, Ki Pengalasan,  Anusapati, Tohjaya, dan Ken Dedes. Dari kesalahan bisa timbul kesalahan berikutnya hingga sulit terputuskan. Trauma bisa muncul karena kesalahan yang dilakukan.


Kisah Herodes merupakan kisah kesalahannya, hingga Yohanes Pembaptis sebagai korban. Ketamakan Herodes yang mengambil Herodias, istri Filipus saudanya. Atas peristiwa pesta yang dibuat, dimana Herodias meminta kepala Yohanes melalui anaknya yang sedang menari, maka Herodes akhirnya mati dipenggal kepalanya. Sejak saat itu Herodes tidak bisa tenang hidupnya. Ia telah berbuat salah atas meninggalnya Yohanes. Dengan mulai tampilnya Yesus, Herodes meyakini bahwa Yohanes telah bangkit. Herodes berpendapat bahwa Roh Yohanes ada dalam guru yang dipanggil dengan sebutan Yesus. Oleh karena kesalahannya, Herodes merasa Yohanes masih tetap ada dan menuntut pertanggungjawabannya. Herodes sebenarnya merasa kesalahan besarnya  yang menyebabkan Yohanes meninggal  menghantui dia.


Ibu/Bapak/Saudara-Saudari,

Dalam bacaan Injil hari ini, kisah tentang Herodes itu diceritakan. Dalam firman dikatakan, "Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.”

Sebab memang Herodes lah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai istri. Herodes sesungguhnya sadar benar ia yang menjadi penyebab kematian Yohanes, dan bisa jadi Herodes berpikir Yohanes bangkit untuk menuntut balas kematiannya. Apapun yang dipikirkan Herodes, sesungguhnya ia mengalami ketakutan dan tekanan akibat dari kesalahan yang pernah dilakukannya. 


Bagi kita, baik kiranya selalu menarik pelajaran dalam segala sesuatu. Kita perlu selalu hati-hati dalam sikap kita agar jangan sampai merugikan orang lain. Bila terlanjur terjadi kesalahan, kita perlu memperbaiki atau meminta maaf kepada mereka yang kita rugikan. Bila belum terjadi, kita perlu mempertimbangangkan sungguh-sungguh agar keputusan dan tindakan kita tidak menimbulkan persoalan atau masalah yang merugikan orang lain. Kita justru harus selalu ingat unt bagaimana caranya dapat menjadi berkat bagi banyak orang sebagai kesaksian iman kita.


Salam kasih dan doa dari saya Rm. P. Tri Margana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages