Renungan Harian Oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr
BACAAN:
- 1 Raja-Raja 8:1-7, 9-13 - Imam-imam membawa Tabut Perjanjian ke tempat maha kudus, dan datanglah awan memenuhi rumah Tuhan
- Markus 6:53-56 - Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh
Audio
TEMA: Dapatkah kita menjadi BERKAT bagi orang-orang di sekitar kita?
Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..
Sudahkah kita berbuat baik hari ini? Pertanyaan ini baik selalu kita tanyakan pada diri kita sendiri untuk mengingatkan akan panggilan dan tugas kita sebagai murid-murid Tuhan. Jika kita tidak berbuat baik, kita hanya bertambah tua tanpa meninggalkan jejak-jejak yang bisa memberkati orang-orang di sekitar kita.
Apa artinya kita jalani hari ini jika tanpa ada kebaikan yang kita lakukan? Kita mesti berbuat baik bagi keluarga kita, bagi orang-orang yang kita jumpai di sepanjang perjalanan, bagi tetangga-tetangga kita, sehingga waktu yang berjalan ada jejak-jejak kebaikan yang kita tinggalkan.
Apa kita benar-benar bahagia jika kita hanya memikirkan diri kita saja, dan melakukan apapun yang hanya untuk kesenangan diri kita, sementara orang-orang di sekitar kita hanya kita biarkan saja.
Apa kita sampai hati jika ada orang yang membutuhkan pertolongan hanya kita biarkan.
Jika hati kita tidak membatu dan perasaan kita tidak tumpul, kita akan bisa melihat setiap waktu merupakan kesempatan untuk berbuat baik; dimanapun kita berada pasti selalu ada cara untuk berbuat baik kepada sesama; dan dengan siapa saja kita dapat memberkatinya. Jika kita sadar bahwa perasaan dan hati kita tidak tumpul, kita tidak akan membuang kesempatan untuk berbuat baik. Kesempatan untuk berbuat baik sering tidak datang dua kali. Karena itu, dengan sigap dan cepat kita harus berani segera membuat keputusan dan melakukan supaya hidup kita benar-benar menjadi berkat bagi orang lain. Kita harus belajar untuk bahagia bila bisa membuat orang lain bahagia; sebaliknya juga turut sedih bila sesama kita mengalami kesedihan. Menjadi sehati dan sejiwa dengan orang-orang di sekitar kita merupakan panggilan yang harus kita wujudkan. Itulah alasan mengapa kita harus selalu membuka hati bagi sesama yang membutuhkan pertolongan kita.
Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..
Tuhan sendiri juga memanggil dan mengutus kita supaya dengan hati yang penuh cinta kita wujudkan perhatian dan kasih sayang bagi orang-orang di sekitar kita. Menjadi murid-murid Tuhan itu selalu memiliki waktu untuk membantu siapapun, sekalipun dirinya sebenarnya juga ada dalam kesulitan. Menjadi murid-murid Tuhan itu tidak mau diam di saat sesama kita memiliki banyak kesibukan dan kerepotan yang harus diselesaikan, karena merasa selalu terpanggil untuk membantu serta meringankan. Menjadi murid-murid Tuhan itu selalu mencari cara dan selalu banyak akal untuk mencari jalan keluar dalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang di sekitarnya. Menjadi murid-murid Tuhan itu selalu mengingatkan siapapun akan jalan yang benar untuk menuju keselamatan jiwa, dengan melakukan apa yang menjadi ketetapan-ketetapan, hukum, dan peraturan Tuhan.
Anak-anak Tuhan tidak akn membiarkan kesulitan menimpa saudara-saudara di sekitarnya: Kalau ada saudara yang kelaparan, kita harus berbuat sesuatu untuk menolongnya. Kepada mereka, kita harus memberi makan sebagai bantuan awal, tapi juga mengusahakan bagaimana untuk selanjutnya, supaya ada pekerjaan atau cara lain yang menopang kehidupannya. Kalau ada saudara yang sakit tanpa memiliki biaya, baik kiranya kita menggerakkan hati orang-orang yang memiliki belas kasih untuk berbagi apa yang bisa disumbangkan. Akses bantuan ke dinas sosial mungkin bisa diupayakan agar pemerintah terlibat membantu warga yang harus ditolong. Kalau ada saudara yang kesulitan untuk biaya pendidikan bagi anak-anaknya, bisa diusahakan kemungkinan jalur-jalur untuk pertolongan biaya anak-anak sekolah, atau mencarikan orang tua asuh.
Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..
Dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengarkan bagaimana Yesus yang selalu menyediakan diri untuk membantu kesulitan siapapun. Siapapun yang datang kepadaNya selalu Ia bantu. Dimanapun Ia berada, semua orang-orang sakit disembuhkan. Dalam KS dikatakan, " Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh. " Yesus tidak pernah mengecewakan yang datang memohon kepadaNya. Di sepanjang perjalananNya untuk memberitakan Injil, semua yang sakit disembuhkan, yang lapar diberi makan, yang kerasukan setan dibebaskan. Berita sukacita yang diajarkan, disertai dengan usaha-usaha menolong mereka dari kesulitanNya. Itu yang dilakukan Yesus.
Kepada kita masing-masing, marilah kita lakukan pula sebagaimana telah diajarkan oleh Yesus. Dia memberi teladan, tentu harus kita ikuti. Mari kita berjuang agar hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Panenan banyak, kita harus siap menjadi pekerja-pekerja bagi panenan Tuhan.
Salam kasih dan doa dari saya Rm P. Tri Margana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar