Renungan harian oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr
BACAAN:
- 1 Raja-Raja 11:29-32, 12:19 - Israel memberontak terhadap keluarga Daud.
- Markus 7:31;37 Yang tuli dijadikannya mendengar, yang bisu dijadikannya berbicara.
Audio
TEMA: KELUARGA berantakan ketika orang melupakan Tuhan
Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..
Keluarga kita adalah anugerah Tuhan bagi kita. Tuhan yang menyatukan suami-istri dalam janji suci perkawinan, Tuhan yang menghadirkan anak-anak untuk menjadi perekat cinta kasih kedua orang tuanya, dan Tuhan juga yang memberikan kegembiraan keluarga dalam cinta dan kerukunan. Dalam kesejahteraan yang dialami keluarga, tentu juga merupakan maksud Tuhan untuk terus memberkati keluarga. Tuhan juga ingin agar cinta kasih suami istri tetap kekal abadi dalam perwujudannya, dan keluarga selalu rukun bersatu sebagai kesaksian atas imannya sungguh-sungguh semakin bisa dibanggakan. Namun jika dalam kenyataannya berbeda atau berkebalikan, pasti ada salah yang harus diluruskan. Bila akhirnya keluarga retak, iman kepada Tuhan ditinggalkan, hari-hari penuh dengan pertengkaran, dengan tetangga tidak pernah merasa cocok dan terus menyalahkan, panggilan Tuhan untuk mengembangkan kasih dalam keluarga tidak mewujud secara nyata.
Kasus-kasus dalam keluarga dapat menjadi peringatan dan pembelajaran agar bisa dipetik hikmahnya. Ada pasangan suami istri yang dalam hidup berkeluarga terlihat rukun, tekun dalam doa, dan aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan. Namun pasangan itu tiba-tiba dikagetkan hingga stres berat karena anaknya laki-laki berhubungan terlalu jauh dengan pacarnya hingga terjadi kehamilan. Ada suami istri yang kurang peduli dengan pendampingan anak-anaknya hingga akhirnya pergaulan terlalu bebas. Anaknya di rumah kelihatan alim, tetapi pergaulannya yang terlalu bebas membuat anak-anak tidak mau lagi menunjukkan imannya akan Kristus. Ada keluarga yang benar-benar jatuh miskin, benar-benar terpuruk secara ekonomi akibat dari kebiasaannya yang tidak baik. Suami menjadi tukang judi, minum mabok menjadi kebiasaan yang dilakukan. Pertengkaran hebat juga sering terjadi, bahkan menjadi kebiasaan.
Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..
Antara harapan dan kenyataan bisa berseberangan. Keluarga yang diidam-idamkan, ternyata gagal dalam mewujudkan kesetiaan. Bila terjadi hal demikian, pasti semua ikut ambil bagian . Yang jelas hal-hal baik dalam hidup berkeluarga merupakan harapan dan dambaan, sedangkan yang harus diubah harus diusahakan pula sehingga pembaharuan semangat cinta kasih serta perwujudan nyata sebagai keluarga yang sakramen benar-benar tampak nyata. Keluarga di mana orang-orang di dalamnya selalu ingat akan panggilan dan perutusannya akan mengusahakan bisa tetap setia kepada Tuhan.
Meskipun bukan keluarga yang berlebih dalam penghasilan, berani berbagi kepada keluarga lain yang yang sedang jatuh terpuruk pasti akan dilakukan.
Meskipun bukan termasuk orang-orang yang sangat religius, keluarga itu tetap hadir dalam pertemuan-pertemuan doa yang diselenggarakan kungkungan.
Keadilan Tuhan juga akan nyata dalam hidup berkeluarga. Bila dalam jalan hidup yang dilalui, orang-orang dengan sengaja meninggalkan Tuhan, pasti Ia juga akan beroleh balasan yang setimpal. Tuhan juga tidak akan tinggal diam bagi keluarga-keluarga yang melupakan Dia, atau berbuat serakah hingga menghancurkan jalan hidup yang sedang dilaluinya
Ada keluarga yang akhirnya mengalami rasa malu yang besar karena waktu pemakaman jenazah ayahnya, tidak bisa dimasukkan di liang lahat. Dalam keyakinan banyak orang diyakini keluarga itu telah mengambill sebagian tanah hingga merugikan tetangganya.
Ada keluarga yang membamgun rumah ya yang besar dari hasil korupsi. Ternyata Tuhan dengan caranya membuka kedok kejahatan hingga memasukkan keluarga itu ke dalam api kebakaran.
Ada Keluarga yang mengalami kematian satu per satu karena dendam dan kebencian satu sama lainnya hingga terjadi fitnah dan pembunuhan.
Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..
Dalam bacaan pertama hari ini kita mendengarkan bagaimana orang-orang Israel yang memberontak terhadap keluarga Daud. Sebenarnya mereka semua berasal dari keturunan yang sama. Namun karena hidup mereka yang melupakan Tuhan, akhirnya mereka justru hendak saling membunuh. Pada masa pemerintahan Salomo, terjadi pemberontakan oleh anaknya sendiri. Akan hal itu Tuhan, justru berfirman: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo. Kita tahu bahwa memang pada pemerintahan Salomo yang sudah mulai meninggalkan Tuhan yang seharusnya disembah, anak-anaknya justru memberontak dia. Karena Salomo mengabaikan perintah Tuhan, keluarganya mengalami perpecahan dan saling menginginkan kematian satu dengan lainnya.
Akhirnya kepada kita masing-masing marilah kita benar-benar bersyukur atas keluarga kita, dan menyadari pula kehadiran Tuhan dalam perjalanan hidup keluarga kita. Tuhan memberkati keluarga kita yang setia kepada-Nya, tetapi Ia juga bisa menghukum keluarga kita bila kita mengabaikan atau meninggalkan Tuhan.
Salam kasih dan doa dari saya Rm P. Tri Margana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar