Renungan Harian 2 Februari 2022

 Renungan Harian oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr


BACAAN:

Maleakhi 3:1-4 Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke Bait-Nya

Ibrani 2:14-18 Dalam segala hal ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya

Lukas 2:22-40 Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu


Audio



TEMA:  Bagaimana kita MENYENANGKAN hati Tuhan? 



    Orang tua kita bangga bila kita melakukan hal-hal yang semestinya dan menjadi tanggung jawab kita. Mereka bangga bila kita tau hal-hal yang harus kita lakukan sebagai pekerjaan di rumah, menyapu, mengepel lantai, mencuci, bersih-bersih, dll. Apalagi bila bisa membantu memasak, meski mungkin tidak seterampil orang tua. Mereka bangga bila kita tau akan tugas pokok kita dan bisa kita selesaikan dengan baik tanpa merepotkan orang lain, entah dalam pelajaran, dalam pekerjaan, dalam pertemanan, atau hal-hal lain.Mereka bangga bila kita juga mendalami ilmu agama, tekun dalam doa, rajin beribadah ke gereja, atau juga turut serta dalam kegiatan-kegiatan pendalaman iman serta aktif dalam pelayanan-pelayanan. Mereka pasti bangga bila kita mengembangkan keutamaan-keutamaan hidup bersama seperti jujur, murah hati, penuh kasih, tanggung jawab, rendah hati, sopan santun dll.


    Kita juga sebagai anak-anak Tuhan, harus selalu belajar bagaimana kita bisa membanggakan Tuhan. Apa yang kita lakukan baik terhadap orang tua pasti juga membanggakan bagi Tuhan. Hal2 lain yang membuat Tuhan berkenan pasti harus juga diperjuangkan.

Misalnya dalam kesalahan atau dosa, tentu Tuhan ingin agar kita sungguh menyesal dan bertobat. Jika kita selalu ada dalam situasi yang menjauhkan diri dari Tuhan, kita tetap bangga dalam kebiasaan yang merugikan orang lain, tidak mau meninggalkan dosa-dosa, pasti Tuhan kecewa/tidak bangga. Berani menyesal dan bertobat harus menjadi kebiasaan kita bila ingin membanggakan Tuhan. Kebiasaan judi & minum mabuk harus ditinggalkan. Kebiasaan merugikan orang lain dalam korupsi harus dihentikan. Kebiasaan melakukan pekerjaan tidak bertanggung jawab dan melimpahkan pada orang lain tidak boleh dilanjutkan.


Ibu/bapak/saudara-saudari terkasih,

    Mengembangkan keutamaan-keutamaan hidup kristiani yang sesuai dengan semangat injil pasti sangat berkenan dan membanggakan bagi Tuhan. Kapanpun, dimanapun, dan untuk siapa pun selalu mengungkapkan kepedulian kasih yang dapat dipraktikan terus menerus. Ramah kepada sesama, suka berderma, membantu pekerjaan-pekerjaan yang tak bisa terselesaikan, dll. Sebagai pribadi beriman kristiani, selalu berlimpah ampun bagi sesama yang bersalah kepada kita, tetapi juga sebaliknya akan cepat meminta maaf bila kita sadar ada yang salah pada kita. Sebagai pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab kita selalu memegang komitmen untuk setia dalam janji perkawinan serta dalam membangun kerukunan dalam hidup berkeluarga, setia dalam tanggung jawab pelayanan di tengah masyarakat maupun gereja, dan dalam segala usaha-usaha baik selalu berani jemput bola.


    Seorang bapak bernama Surat, sekarang sudah usia sekitar 70an tahun lebih sedikit.  Dari muda hingga pensiun, ia menjadi guru SD di daerah pegunungan yang terpencil. Dari rumah ke sekolah ia tempuh dengan jalan kaki setiap hari, dan setia menjadi guru kelas 6. Ia sadar bahwa anak-anak di daerah terpencil minim dalam fasilitas dan komunikasi, sehingga hasil studi pasti tidak akan seperti anak-anak kota. Itulah mengapa ia memberi les/pelajaran tambahan bagi anak-anak, 1 jam setelah pelajaran selesai. Ia lakukan itu dengan rela selama 36 tahun hingga pensiun. Dalam pelayanan di gereja, ia selalu menjadi langganan sebagai prodiakon sampai 5 periode lebih dengan diselingi sebagai ketua lingkungan. Ia lakukan tugas pelayanan dengan rajin meski jarak tempuh ke gereja bs 2 jam, dan hanya bisa dengan jalan kaki. Sementara di rumah, ia memelihara sapi 2 ekor dan kambing 4 ekor, yang pasti harus mencarikan rumput setiap hari. 


Ibu/bapak/saudara-saudari terkasih,

    Dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengarkan kisah Yesus yang dipersembahkan ke dalam Bait Allah. Orang tua Yesus tau akan tanggung jawabnya di hadapan Tuhan bahwa anak sulung laki-laki harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagaimana menjadi perintah  hukum Taurat. Maria dan Yusup melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan dengan segenap hati. 

Sedangkan dalam bacaan pertama Kitab Maleakhi, disampaikan nubuat Tuhan bahwa Tuhan yang dicari akan masuk dalam Baitnya yang kudus. Untuk  itu, segenap umat harus menyiapkan persembahan yang benar dan berkenan kepada Allah. Dalam nubuat itu dikatakan, "..supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah." 


    Bagi kita semua anak-anak Tuhan, kita harus turut serta dengan sekuat tenaga menyenangkan hati Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan. Bila yang kita lakukan berkenan pada Tuhan dan menyenangkan hatiNya, pasti Tuhan juga selalu menyenangkan hati kita dengan segala hal yang Ia lakukan.


Salam kasih dan doa dari saya Rm P. Tri Margana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages