Renungan Harian 22 Februari 2022

Audio

BACAAN:

- 1 Petrus 5: 1-4 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu.

- Matius 16:13- 19 Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku.


TEMA: Belajar KEPEMIMPINAN dari Petrus


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Hari ini adalah pesta Tahta Santo Petrus. Petrus sebagai salah satu dari antara dua belas rasul dipilih oleh Yesus sebagai pemimpin bagi yang rasul-rasul lainnya. Pasti Yesus mempunyai alasan tersendiri kenapa Petrus yang dipilih untuk menjadi gembala bagi yang teman-teman lainnya dan gembala bagi seluruh jemaat yang percaya kepada Kristus. Apa yang menjadi alasan Yesus memilihnya tidak ditulis dalam Kitab Suci. Meski demikian, atas panggilan dan kepemimpinannya itu, gereja  menghormati sungguh-sungguh Rasul Petrus sehingga diperingati dalam Pesta Tahta Santo Petrus. Sementara bagi kita, tidak ada salahnya kita mencoba belajar menemukannya, sekaligus menjadi kesempatan untuk menggali nilai-nilai atau keutamaan yang ada pada pribadinya, lebih-lebih secara khusus yang terkait dengan kepemimpinannya. Dengan menyelami pribadi yang satu ini, pasti kita pun bisa meneladan ataupun mencontoh untuk memperkaya diri kita yang juga menjadi rasul pada zaman ini.


PERTAMA: Kita melihat Petrus sebagai pribadi yang sederhana dan apa adanya. Sebagai pemimpin sekaligus pelayan, dapat dimengerti latar belakang Petrus  yang adalah nelayan pasti bukan orang yang dipenuhi banyak kekayaan, kemewahan, dan harta yang berlimpah. Justru sehari-hari ia hidup dalam kesederhanaan, terbuka, dan apa adanya, Jiwa pemimpin yang jujur dan apa adanya sangat langka. Di jaman ini pun juga demikian. Karena itu, Yesus pasti memilih orang yang bukan hanya bisa memerintah, tetapi orang yang hidupnya bisa dicontoh dan diteladani dalam wataknya. Pemimpin yang baik memiliki jiwa yang tulus, dan itu ada dalam pribadi Petrus. Pemimpin bukan orang yang memutarbalikkan fakta, bukan orang yang munafik dalam hal-hal yang dijalani, bukan demi kekuasaan/harta/jabatan,  tetapi yang digerakkan oleh hati yang tulus, jujur, apa adanya untuk kebaikan bersama. Kita bersyukur pemimpin bangsa/negara kita sekarang memiliki jiwa/hagi yang demikian.


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

KEDUA: Petrus dalam kejujuran/ketulusannya, juga merupakan orang yang tidak takut mengakui kekurangannya. Ia seringkali baru sadar atas kesalahannya setelah ditunjukkan Yesus, karena dirinya yang memang tulus dalam semuanya. Atas teguran Yesus, ia pun pernah mengatakan , "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku seorang berdosa." Sadar dirinya tidak sempurna, sadar dirinya salah,  maka ia merasa tidak layak Tuhan ada bersama dia. Ia merasa tidak pantas atas apa-apa yang kadang ia lakukan tidak berkenan kepada Tuhan. Pemimpin dengan watak demikian pasti dibutuhkan untuk jaman sekarang. Tidak banyak orang berani mengakui kekurangan/kesalahan/dosa-dosa yang pernah dilakukan. Kecenderungan yang dilakukan oleh banyak orang yaitu berusaha menutupi segala yang kurang dalam hidup atau yang dilakukan atau bahkan juga yang dipikirkan. Pemimpin sejati berani rendah hati mengakui kekurangan diri.


KETIGA: Petrus selalu mau terbuka dengan pandangan, wawasan, serta masukan-masukan untuk kemajuan. Terbukti atas persoalan-persoalan yang dihadapi dalam penggembalaannya, terlebih dalam kemunculan dan peran Paulus, ia bisa menerima apa yang menjadi pendapat Paulus bahwa untuk menjadi pengikut Kristus orang tidak harus disunat sebagaimana yang menjadi tradisi Yahudi. Bagi orang-orang asing, yaitu jemaat yang bukan orang Yahudi atau orang Israel, ia bisa menerima bahwa aturan sunat tidak mengikat orang-orang asing. Petrus sederhana, tetapi tidak kolot. Ia mau menerima masukan-masukan jika memang itu untuk kemajuan dan kebaikan semuanya. Pasti untuk jaman sekarang juga demikian. Pemimpin yang dapat menyerap masukan-masukan dari siapa saja, pemimpin yang terbuka dengan kemajuan teknologi,  akan menjadikan kepemimpinannya maju dan berkembang. Pemimpin yang terbuka akan mendapat dukungan rakyatnya. 


Ibu/Bapak/Saudara/Saudari..

Dalam bacaan hari ini dikisahkan bagaimana Yesus yang memilih dan mempercayakan kepemimpinan atas pengikutnya/jemaat pada diri Petrus. Yesus mengatakan, "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 

Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Yesus percaya penuh atas kepemimpinan yang dimandatkan kepada Petrus sehingga ia bukan hanya diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin bagi rasul-rasul, tetapi ia juga diberi kuasa untuk mengikat dan melepaskan dosa-dosa.


Kepada kita masing-masing, marah kita menyadari sungguh akan pentingnya belajar kepemimpinan di dalam pelayanan kita. Dengan mengenal lebih dekat Santo Petrus, kita bisa belajar beberapa nilai atau keutamaan yang bisa diterapkan dalam kepemimpinan di zaman sekarang.


Salam kasih dan doa dari saya Rm P. Tri Margana.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages